Dalam beberapa tahun terakhir, aplikasi penghasil uang semakin populer di Indonesia terutama dengan meningkatnya penggunaan ponsel pintar dan meningkatnya kebutuhan akan penghasilan tambahan. Salah satu aplikasi yang banyak mendapat perhatian adalah VTube, sebuah platform berbasis video yang mengklaim memberi imbalan finansial kepada penggunanya karena menonton iklan.
Apa itu VTube?
VTube awalnya dipasarkan sebagai platform video yang mirip dengan YouTube. Namun, perbedaannya terletak pada sistem penghargaan: Pengguna yang menonton video iklan di dalam aplikasi menerima apa yang disebut “View Points” (VP), yang nantinya dapat dikonversi menjadi uang tunai atau penghargaan.
Model bisnis ini cepat mendapat perhatian karena kedengarannya sederhana: menghasilkan uang melalui kegiatan sehari-hari yang sederhana tanpa modal awal yang besar. Banyak orang mulai menggunakan aplikasi dan mendaftar. Pengguna juga didorong untuk mengundang teman dan saudara untuk menerima bonus referensi.
Bagaimana cara kerja VTube?
Pengguna harus menonton sejumlah video iklan setiap hari. Poin akan diperoleh untuk setiap video yang ditonton. Setelah mencapai jumlah poin tertentu, poin tersebut dapat dikonversi menjadi uang tunai.
VTube juga menggunakan sistem keanggotaan bertingkat. Mereka yang merekrut lebih banyak pengguna baru akan naik tingkat dan dengan setiap tingkat yang lebih tinggi, potensi pendapatan mereka juga meningkat. Namun, sistem ini menimbulkan kekhawatiran serius, karena sangat mirip dengan skema piramida.
Status hukum dan kontroversi
Pada pertengahan tahun 2020, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Satgas Investasi Mencurigakan (SWI) mulai menyelidiki VTube atas dugaan praktik investasi ilegal. Pada awal tahun 2021, VTube resmi ditetapkan sebagai entitas ilegal oleh SWI dan diblokir oleh Otoritas Komunikasi dan Informasi.
Pemerintah menyatakan bahwa VTube tidak memiliki izin usaha yang jelas dan menjalankan sistem “member-get-member” yang meragukan dan berpotensi merugikan pengguna. Banyak pengguna melaporkan tidak dapat menukarkan poin mereka atau merasa tertipu karena harus membayar tingkat keanggotaan yang lebih tinggi tanpa menerima hadiah yang dijanjikan.
Setelah pelarangan tersebut, operator VTube berupaya merevisi sistem dan memperoleh persetujuan baru dari otoritas terkait. Namun, hingga hari ini, status hukum aplikasi tersebut masih belum jelas.
Pelajaran dari kasus VTube
Kasus VTube menjadi pelajaran penting untuk berhati-hati saat menggunakan aplikasi penghasil uang. Orang tidak boleh begitu saja mempercayai janji uang cepat tanpa mempertimbangkan risiko atau legalitasnya.
Sebelum mendaftar di platform semacam itu, Anda harus meninjau lisensi, model bisnis, dan ulasan pengguna dengan saksama. Jika sebuah aplikasi menjanjikan keuntungan besar dengan sedikit usaha terutama jika merekrut anggota baru akan dihargai berhati-hatilah.
Kesimpulan
VTube menawarkan secercah harapan bagi banyak orang untuk mendapatkan penghasilan tambahan selama masa ekonomi yang sulit. Namun, karena kurangnya transparansi dan ketidakpastian hukum, aplikasi tersebut akhirnya menjadi kontroversial dan diawasi oleh pihak berwenang. Pengguna harus selalu berhati-hati dan skeptis sebelum menggunakan sumber pendapatan digital.